Pada dasarnya setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu lingkungan industri
mempunyai keinginan untuk dapat lebih unggul dibandingkan pesaingnya. Umumnya
perusahaan menerapkan strategi bersaing ini secara eksplisit melalui kegiatan–kegiatan
dari berbagai departemen fungsional perusahaan yang ada. Pemikiran dasar
dari penciptaan strategi bersaing
berawal dari pengembangan formula umum mengenai bagaimana bisnis akan dikembangkan,
apakah sebenarnya yang menjadi tujuannya dan kebijakan apa yang akan diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Pengertian keunggulan bersaing sendiri memiliki
dua arti yang berbeda tetapi saling berhubungan.
Pengertian pertama menekankan pada keunggulan atau
superior dalam hal sumber daya dan keahlian yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kompetensi dalam bidang pemasaran, manufacturing, dan
inovasi dapat menjadikannya sebagai sumber – sumber untuk mencapai keunggulan
bersaing. Melalui ketiga bidang kompetensi tersebut, perusahaan dapat
mengembangkan strategi sehingga dapat menghasilkan produk yang laku di pasaran.
Sedangkan pengertian kedua menekankan pada keunggulan
dalam pencapaian kinerja selama ini. Pengertian ini terkait dengan posisi
perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya. Perusahaan yang terus memperhatikan
perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja tersebut
memilki peluang mencapai posisi persaingan yang baik maka sebenarnya perusahaan
telah memilki modal yang kuat untuk terus bersaing dengan perusahan lain (
Dogre dan Vickrey,1994,p.669-670 ).
Bharadwaj et
al.,(1993,p83-84) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing merupakan hasil dari
implementasi strategi yang memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimiliki
perusahaan. Keahlian dan asset yang unik dipandang sebagai sumber dari
keunggulan bersaing. Keahlian unik merupakan kemampuan perusahaan untuk
menjadikan para karyawannya sebagai bagain penting dalam mencapai keunggulan
bersaing. Kemampuan perusahaan dalam mengembangkan keahlian para karyawannya
dengan baik akan menjadikan perusahaan tersebut unggul dan penerapan strategi
yang berbasis sumber daya manusia akan sulit untuk diiru oleh para pesaingnya.
Sedang asset atau sumber daya unik merupakan sumber daya nyata yang diperlukan
perusahaan guna menjalankan strategi bersaingnya. Kedua sumber daya ini harus
diarahkan guna mendukung penciptaan kinerja perusahaan yang berbiaya rendah dan
memilki perbedaan dengan perusahaan lain.
Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Porter (1990,
p.3) yang menjelaskan bahwa keunggulan bersaing adalah jantung kinerja
pemasaran untuk menghadapi persaingan. Keunggulan bersaing diartikan sebagai
strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk menciptakan
keunggulan bersaing yang lebih efektif. Strategi ini harus didesain untuk mewujudkan
keunggulan bersaing yang terus menerus sehingga perusahaan dapat mendominasi
baik dipasar lama maupun pasar baru.
Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai–nilai atau manfaat yang
diciptakan oleh perusahaan bagai para pembelinya. Pelanggan umumnya lebih
memilih membeli produk yang memiliki nilai lebih dari yang diinginkan atau
diharapkannya. Namun demikian nilai tersebut juga akan dibandingkan dengan
harga yang ditawarkan. Pembelian produk akan terjadi jika pelanggan menganggap
harga produk sesuai dengan nilai yang ditawarkannya. Hal ini didukung oleh
pendapat Styagraha ( 1994, p.14 ) yang menyatakan bahwa keunggulan bersaing
adalah kemampuan suatu badan usaha untuk memberikan nilai lebih terhadap
produknya dibandingkan para pesaingnya dan nilai tersebut memang mendatangkan manfaat bagi pelanggan.
Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur
keunggulan bersaing adalah keunikan, jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak
mudah diganti, dan harga bersaing. Keunikan produk adalah keunikan produk
perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera pelanggan. Harga bersaing
adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum
di pasaran. Tidak mudah dijumpai berarti keberadaannya langka dalam persaingan
yang saat ini dilakukan. Tida k mudah ditiru berarti dapat ditiru dengan tidak
sempurna. Sulit digantikan berarti tidak memiliki pengganti yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Droge, Cornelia & Shownee Vickrey. (1994). “
Source and Outcomes of Competitive Advantage: An Explanory Study in The
Furniture Industry”. Decision Sciences. p.669-689.
Bharadwaj, Sundar G, P.R.Varadarajan, & Fahly,
Jihn. (1993). “Sustainable Competitive Advantage in Service Industries: A
Conceptual Model and Research Propositions“.
Journal of Marketing. Vol.57,Oktober,p.83-99.
Porter, Michael, E. (1990). “Competitive
Strategy”. The Free Press . New
York,p.20.
Satyagraha, Hadi. (1994). “Keunggulan Bers aing dan
Aliansi Strategis: Resefinisi SWOT”.
Usahawan. No.4,Th.XXIII.
No comments:
Post a Comment